Apakah Hindu Mengajarkan Konsep Takdir Tuhan?

Mungkin salah satu dari kita kerap berpikir untuk apa kita hidup, mengapa kita menderita dalam hidup ini, mengapa dia dan mereka menderita, mengapa yang lain senang lalu saya menderita dan sebagainya. Seolah-olah Sang Pencipta yang kita yakini keberadaan-Nya tidak adil terhadap kita. Untuk pertanyaan tersebut, ada satu jawaban yang sering diterima yakni ‘takdir Tuhan’. Jika memang itu adalah takdir Tuhan, bukankah Tuhan itu memang tidak adil? Kemudian orang lain menjawab, ‘ada hikmah di balik semua ini’. Mungkin itu terdengar berkesan, tetapi walau bagaimanapun juga, banyak yang dapat kita temukan bahwasannya seorang dari lahir sampai meninggal tetap menderita. Jadi, sama sekali tidak ada hikmah dalam kehidupannya.

Lalu, dari manakah kita mendapat konsep takdir Tuhan itu? Benar, hanya terdapat dalam agama-agama Abrahamik. Apakah Hindu juga mengajarkan konsep takdir Tuhan dalam kehidupan makhluk hidup? Simak pernyataan seorang penulis terkenal berikut bernama Stephen Knapp dari Amerika Serikat: Veda memberikan lebih banyak informasi mengenai ilmu pengetahuan tentang kehidupan sesudah mati, karma dan reinkarnasi. Tentu, semua agama mengindikasikan adanya kehidupan setelah kematian. Namun, mereka umunya hanya menawarkan pengertian yang paling elementer bahwa bila anda berbuat baik dan seorang beriman (yang percaya pada dogma bersangkutan, pen), mungkin anda akan pergi ke surga. Dan bila anda sangat buruk, anda akan masuk neraka. Tapi hanya filosofi Veda yang memberikan informasi secara rinci mengenai bagaimana persisnya hal ini bekerja, dan bagaimana kita menciptakan masa depan kita dengan setiap pikiran, perkataan dan perbuatan. Dan bagaimana masa depan itu tidak hanya di surga atau neraka, tapi bagaimana ia juga bisa dalam bentuk kehidupan lain yang sama seperti apa yang kita alami sekarang di dunia ini. Akhirnya, kita dapat melihat di sekitar planet bumi ini bahwa beberapa orang hidup senang layaknya di surga. Mereka mungkin hidup dalam cuaca dan pemandangan yang indah, dalam lingkungan yang menyenangkan, dan dalam rumah yang bagus, dengan banyak uang, dst. Sementara beberapa orang lain mungkin hidup di negeri yang hancur dilanda perang, dengan wabah atau kemarau yang buruk, dilanda penyakit dan kelaparan, dst. Kita dapat melihat bahkan dalam keluarga yang sama, seorang mungkin terlahir menjadi terpelajar, kaya dan bahagia, sementara seorang saudaranya mungkin lahir buta, cacat, tidak terdidik, dan tumbuh dalam kehidupan yang seperti neraka dipenuhi oleh kesulitan. Kenapa ada perbedaan seperti itu?

Agama-agama lain mungkin hanya memberikan jawaban sederhana, seperti “itu kehendak Tuhan.” Tetapi pengetahuan Veda dapat menjelaskan jauh lebih rinci bagaimana peristiwa- peristiwa seperti itu diatur oleh alam untuk menyediakan fasilitas yang diperlukan bagi masing-masing individu untuk mempunyai apa yang dia kehendaki dan patut mendapatkannya sesuai dengan kesadaran, kata-kata dan tindakannya di masa lalu. W. Somerset Maugham (The Razor’s Edge): Apakah Anda pernah berpikir bahwa perpindahan sang roh sekaligus merupakan penjelasan dan alasan tentang kejahatan yang ada di dunia? Kalau hal-hal yang buruk yang kita alami adalah akibat dosa yang dilakukan dalam penjelmaan- penjelmaan kita yang lalu, kita dapat menerima hal-hal yang buruk itu dengan ketabahan hati dan harapan bahwa kalau dalam penjelmaan ini kita berjuang menuju kebaikan, maka penjelmaan-penjelmaan kita yang akan datang akan kurang menyakiti diri kita.

Karma dan reinkarnasi adalah hukum-hukum alam yang berlaku atas kehidupan setiap makhluk hidup. Di mana setiap makhluk hidup bertanggung jawab atas setiap perbuatannya di masa lalu. Setiap perbuatan, perkataan dan pikiran yang kita lakukan di masa lampau akan menentukan bentuk kehidupan yang akan kita terima di masa mendatang. Setiap pikiran, perbuatan dan perkataan adalah hal-hal yang kita lakukan sendiri. Jadi, setiap pengalaman kehidupan baik cacat, baik fisik, kaya, miskin, senang, sedih atau apapun merupakan hasil atas apa yang kita pikirkan, perbuat dan katakan dalam siklus kehidupan kita di dunia material ini. Dan bukan merupakan kehendak Tuhan atau takdir Tuhan semata. Jadi, ada dua konsep yang dapat dikatan saling bertentangan yakni konsep takdir Tuhan (Abrahamik) dan konsep hukum karma dan reinkarnasi (Veda). Mana yang menunjukkan bahwa Tuhan itu adil? Bhagavad-gita 8.6 Keadaan hidup manapun yang diingat seseorang pada saat ia meninggalkan badannya, pasti keadaan itulah yang akan dicapainya, wahai putera Kunti. Sloka tersebut dapat dijelaskan dari salah satu cerita yang termuat dalam Purana. Intinya menceritakan bahwa seorang mantan raja yang bernama Bharata memilih hidup Sanyasi mengasingkan diri di hutan. Suatu ketika, ia menemukan seekor rusa, lama-kelamaan ia bersahabat dengan rusa tersebut. Di mana ada Bharata di sana ada rusa itu. Suatu ketika, rusa itu hilang, Bharata sangat merasa kehilangan, ia berusaha terus untuk mencarinya namun tidak bisa. Bharata selalu memikirkan hewan kesayangannya itu dengan rasa sedih. Hingga menjelang kematian, ia tetap memikirkan rusa tersebut. Sehingga pada reinkarnasi berikutnya ia terlahir sebagai seekor rusa namun diberi ingatan bahwa ia pernah menjadi seorang sanyasi bernama Bharata. Mulai sejak itu, ia berusaha untuk tidak terikat dengan apapun lagi. Para guru yang mulia juga menjelaskan, seorang lelaki yang sangat mencintai istrinya yang cantik dan selalu memikirkannya, lelaki tersebut dapat reinkarnasi sebagai seorang wanita cantik. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk kehidupan mendatang, dapat dipengaruhi oleh pikiran kita sendiri saat ini dan bukan karena kehendak Tuhan semata. Jadi, mulailah kita bersama-sama dari sekarang selalu memikirkan Tuhan agar kita dapat mencapai moksa.

(sumber : ney24)

Leave a comment